Halo maba, apa kabar maba?
Bagaimana tempat kos kalian? Nyaman? Sepi? Kangen situasi
asrama ? Kangen jadwal sekolah yang pasti? Kangen lelucon teman SMA? Hehehe
Wahai maba dimana pun kalian berada, disini aku mau share
tentang kemabaan ku sendiri.
Selama 3 bulan, menempuh jarak jauh, menaiki bukit, menuruni
lembah, menelusuri setiap jam kuliah,
duduk mendengarkan dosen, mengacung tangan, berpendapat, menjawab dan bercanda
dengan teman baru.
Kehidupan maba yang aku kira bakal menyenangkan seiring
bertemunya teman baru dari berbagai daerah, ternyata tidak. Banyak cobaan
menghadang. Satu per satu teman merotoli alias keluar. Berbagai alasan mereka tersebut.
Dan itupun kejadian pada teman yang cukup dekat dengan saya. Kurang apa saya
dengannya... Eaaa
Namanya, Izmi. Lengkapnya, Novia Izmi Kasih. Asalnya, Makassar.
Dia ternyata sengaja tinggal di Semarang hanya sekedar mencoba-coba. 3 bulan
pun ia jadikan ambang batas tinggal di Semarang. Sedikit mengerti psikologi pun
membuat dia senang. Tujuan awal dia adalah masuk sebagai mahasiswa arsitektur.
Oke well, kalo masalah keinginan. Aku juga punya keinginan. Namun, waktu sudah
mengubahnya menjadi lebih berwarna.
Yang mengetahui kepindahannya pertama kali adalah aku dan
Amas. Kami adalah seperkongkolan anak Semarang Bawah yang butuh tumpangan kos.
Hari itu, hari Selasa, dimana matkul yang cukup padat dari pagi 07.30 hingga
10.40 lalu lanjut lagi jam 12.30 sampe 15.30, setelah matkul pertama kami
memutuskan untuk memakan bontotan dan
belajar di suatu kos. Hari itu Zehan ditelpon—dia adalah
pemilik kos yang tidak jauh dari rusunawa,hmm intinya deket dari kampus gitu,
dia lagi sakit maag di Temanggung—kota 2 jam-an dari semarang. Terus, kami
memutuskan untuk menelepon Izmi, tanpa basa-basi kita datang.
Disana kami bertemu dengan nenek dan kakeknya. Dia bilang
mau balik ke Makassar. Dan karena analisis yang saya miliki begitu kuat
(ceilah). Saya langsung bertanya : Loh izmi.......kamu bakalan balik lagi kan?,
sebab di awal pertemuan dia pernah bilang kalau dia di Semarang sebenarnya
tidak diijinkan orang tuanya dan sekali dia balik maka tidak ada pengembalian
lagi ke Semarang. Beberapa detik kemudian, dia menjawab : enggak lagi ros.
Aku shock. Oh teman, kehilangan teman rasanya gak enak.
Ngerasain ini, seperti merasakan rasa kecut yang melebih kecutnya mangga yang
belum matang.
Tapi dari sini aku punya persepsi, wahai kalian anak rantau
yang masih sabar dengan kehidupan baru....kalian hebat. Apalagi kalian
yang bukan dari Jawa. Keep calm and
strong with this damn dintance. Niat mencari ilmu karna Allah ta’ala.
(FOTO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan bebas comment :) Promosiin blog sendiri di dalam comment lebih baik daripada nyebar Spam di dalam comment box blog orang. I really appreciate it! :D