Rabu, 25 Desember 2019

2020 Kerja Dimana

Ngerasa udah saatnya meningkatkan kapasitas diri
Semoga ketemu jalannya
Jalan yang kayak gimana Ros
Aku suka bekerja untuk kegiatan sosial. Nerapin sebuah intervensi gitu mungkin ya. Di Semarang udah nerapin modul kespro untuk SMP/MTs sederajat.
What's next? Let's see.

Desember Ceria (?)

Desember ceria
Inginnya sih begitu
Tapi banyak hal yang tak kupahami
Tahun lalu dibuatin meme sama rekan kantor


Bude Sumiyati vibes  "Dihujani apa aku, tak basah tapi ingin berteduh"
Baru mudeng setelah baca buku full version-nya di Gramedia
Bisa gitu ya Desember baru sefrekuensi sama Bude
Fans yang telat memahami

Yogyakarta, 25-12-2019

Kamis, 05 Desember 2019

Lima Desember

Saya sedih di tanggal 5 Desember ini. Sedih mengingat sebentar lagi tahun baru dan saya belum melakukan kegiatan menulis, termasuk meninggalkan blog ini dalam kurun waktu cukup lama.

Apa yang saya cari?
Apa yang membuat saya produktif.

Iya, ini sesuai dengan peringatan 5 Desember "Hari Relawan Internasional".
Mengapa?
Menjadi relawan itu tidak melulu enak.
Apalagi ketika mengerjakan sebuah project yang didanai oleh donor.
Wah, kita harus jadi relawan yang nggak kaleng-kaleng.
Harus ngebuktiin kalau kita bisa profesional, meski ilmu kita sebagai fresh graduate tak seberapa.
Kayaknya tulisan ini akan jadi kesombongan, padahal enggak.

Mau mengeluh dalam tulisan ini, dimana dalam satu timku saat ini ada sosok-sosok yang kurang mendukung kinerja bersama. Alhasil terjadilah tumpang tindih ataupun double job. 

Lelah, tapi suka.

Suatu ketika sedang mengobrol dengan timku dan mencari-cari relawan yang sekiranya bisa bantu back up pekerjaan para staf.

"Eh gimana kalau Si Lala", kata temanku cowok.
"Hmm..dia tuh hanya ngerjain apa yang dia sukain aja og", rekan cewek membalas.
"Loh kayak aku dong!", jawabku.
"Plis deh ros....kamu tuh engga gitu', tukas dengan ketus teman-temanku kompak.
.........................
Percakapan berhenti karena hujan akan turun. Kami bergegas menuju mobil.
Entah apa maksud mereka menyatakan kalimat itu. Kemudian aku sadar, betapa aku multi tasking mengerjakan banyak hal dengan senang hati. Serasa dunia kerelawanan adalah hidupku. Dengan menulis kali ini aku menyadari bahwa aku perlu mundur, memberikan jeda sebentar pada diriku.

Tuhan, terima kasih atas nikmat kesehatan yang engkau berikan kepadaku. Walau terkadang aku masih saja mengeluh dan over thinking  terhadap apa yang aku dapatkan.

Rabu, 04 Desember 2019

Menjadi Staf PILAR

Beberapa waktu lalu Tanoto Foundation mengadakan Alumni Gathering. Namun, unluckyly aku nggak ngecek grup Line yang ngasih tahu buat datang ke acara tersebut, padahal dibayarin tiketnya.

Bulan November memang bulan hectic, apalagi tim sedang tidak all productive. Lalu, dengan polosnya aku melempar pernyataan "Hiiiii sedih...gabisa ikut alumni gathering beasiswaku dulu". Salah satu temanku menjawab enteng, "loh enak lah, jadi enggak bingung ditanya sekarang kerja dimana". 

Wadidaw.

Iya juga yah.

Apakah aku sudah cukup kuat menjelaskan kalau aku bekerja di sebuah NGO?
Apakah aku sudah cukup puas dengan pencapaianku selama menjabat sebagai fresh graduate?

Wah banyak yah.
Ada alasan mengapa aku masih stay  di NGO-ku saat ini. Tak lepas dari dukungan senior sih. Dulu salah satunya juga bilang, "kalau kamu mau S2, jangan kerja di korporat, pasti sibuk banget".  Walau at the end, kok tetep sibuk ya. Hahaha

Dulu kecemplung di dunia NGO karena ngerasa biasa belajar banyak tentang desain intervensi. Seneng banget dengan program kayak sekarang. Walaupun ketika ngerjain project dengan donor dari luar haruslah tetap aware dan tidak jadi terlena, agar tetap sesuai nilai idealis. Banyak belajar banget.

Selain itu, di NGO -ku saat ini tuh banyak belajar tentang hal mudah yang jarang dimiliki orang-orang yaitu fokus. Selama ini aku berusaha untuk fokus ngerjain project-projcet outcome area yang menjadi tanggung jawabku. Bisa dibilang yang paling banyak laporannya sih punyaku. Jadi inget deh, Desember ini semua laporan haruslah kelar, agar supaya saat pernikahan salah satu staf nanti udah nggak mikir laporan.

Ada staf baru yang masih belajar tentang kefokusan, dia baru saja lulus. Darinya aku belajar untuk mensyukuri dan berusaha ngeshare tips agar perlahan bisa menyesuaikan diri. Ada cerita cukup mencengangkan, suatu ketika aku ngechat whatsapp. Pertama, aku mengaku salah karena terlalu malam yakni pukul 20.00 untuk mengingatkan pekerjaan terdekat.

"Relawan (divisi) mu udah kamu kasih tahu tentang kegiatan terdekat nggak? Sudah tahu siapa yang akan jadi MC?"
"Udah (padahal belom disampaiin ke relawan). Kak Ros, aku wegah. Ini sudah malam, masa bahas kerjaan. Aku lagi ngerjain kegiatan kepanitian lain lho ini"
"Lho, kalau kamu lagi wegah, ya ndak usah bales dulu aja. Aku kadang juga sering begitu kalau sedang tidak mampu untuk menjawab maksimal"
"Ya ini aku jawab seadanya aja"

Beberapa jam kemudian, ia meminta maaf atas perkataan di chat. 

Lucu tapi menyenangkan. Sebel juga sebenernya. Mengapa masih ada marah diantara kita meski sudah jelas niatnya untuk kebaikan. Agar esok dia lebih strategis dalam menyusun langkah-langkah.

Jadi gimana Ros menjadi staf PILAR itu? Nano-nano.