Beberapa waktu lalu Tanoto Foundation mengadakan Alumni Gathering. Namun, unluckyly aku nggak ngecek grup Line yang ngasih tahu buat datang ke acara tersebut, padahal dibayarin tiketnya.
Bulan November memang bulan hectic, apalagi tim sedang tidak all productive. Lalu, dengan polosnya aku melempar pernyataan "Hiiiii sedih...gabisa ikut alumni gathering beasiswaku dulu". Salah satu temanku menjawab enteng, "loh enak lah, jadi enggak bingung ditanya sekarang kerja dimana".
Wadidaw.
Iya juga yah.
Apakah aku sudah cukup kuat menjelaskan kalau aku bekerja di sebuah NGO?
Apakah aku sudah cukup puas dengan pencapaianku selama menjabat sebagai fresh graduate?
Wah banyak yah.
Ada alasan mengapa aku masih stay di NGO-ku saat ini. Tak lepas dari dukungan senior sih. Dulu salah satunya juga bilang, "kalau kamu mau S2, jangan kerja di korporat, pasti sibuk banget". Walau at the end, kok tetep sibuk ya. Hahaha
Dulu kecemplung di dunia NGO karena ngerasa biasa belajar banyak tentang desain intervensi. Seneng banget dengan program kayak sekarang. Walaupun ketika ngerjain project dengan donor dari luar haruslah tetap aware dan tidak jadi terlena, agar tetap sesuai nilai idealis. Banyak belajar banget.
Selain itu, di NGO -ku saat ini tuh banyak belajar tentang hal mudah yang jarang dimiliki orang-orang yaitu fokus. Selama ini aku berusaha untuk fokus ngerjain project-projcet outcome area yang menjadi tanggung jawabku. Bisa dibilang yang paling banyak laporannya sih punyaku. Jadi inget deh, Desember ini semua laporan haruslah kelar, agar supaya saat pernikahan salah satu staf nanti udah nggak mikir laporan.
Ada staf baru yang masih belajar tentang kefokusan, dia baru saja lulus. Darinya aku belajar untuk mensyukuri dan berusaha ngeshare tips agar perlahan bisa menyesuaikan diri. Ada cerita cukup mencengangkan, suatu ketika aku ngechat whatsapp. Pertama, aku mengaku salah karena terlalu malam yakni pukul 20.00 untuk mengingatkan pekerjaan terdekat.
"Relawan (divisi) mu udah kamu kasih tahu tentang kegiatan terdekat nggak? Sudah tahu siapa yang akan jadi MC?"
"Udah (padahal belom disampaiin ke relawan). Kak Ros, aku wegah. Ini sudah malam, masa bahas kerjaan. Aku lagi ngerjain kegiatan kepanitian lain lho ini"
"Lho, kalau kamu lagi wegah, ya ndak usah bales dulu aja. Aku kadang juga sering begitu kalau sedang tidak mampu untuk menjawab maksimal"
"Ya ini aku jawab seadanya aja"
Beberapa jam kemudian, ia meminta maaf atas perkataan di chat.
Lucu tapi menyenangkan. Sebel juga sebenernya. Mengapa masih ada marah diantara kita meski sudah jelas niatnya untuk kebaikan.Agar esok dia lebih strategis dalam menyusun langkah-langkah.
Jadi gimana Ros menjadi staf PILAR itu? Nano-nano.
Bulan November memang bulan hectic, apalagi tim sedang tidak all productive. Lalu, dengan polosnya aku melempar pernyataan "Hiiiii sedih...gabisa ikut alumni gathering beasiswaku dulu". Salah satu temanku menjawab enteng, "loh enak lah, jadi enggak bingung ditanya sekarang kerja dimana".
Wadidaw.
Iya juga yah.
Apakah aku sudah cukup kuat menjelaskan kalau aku bekerja di sebuah NGO?
Apakah aku sudah cukup puas dengan pencapaianku selama menjabat sebagai fresh graduate?
Wah banyak yah.
Ada alasan mengapa aku masih stay di NGO-ku saat ini. Tak lepas dari dukungan senior sih. Dulu salah satunya juga bilang, "kalau kamu mau S2, jangan kerja di korporat, pasti sibuk banget". Walau at the end, kok tetep sibuk ya. Hahaha
Dulu kecemplung di dunia NGO karena ngerasa biasa belajar banyak tentang desain intervensi. Seneng banget dengan program kayak sekarang. Walaupun ketika ngerjain project dengan donor dari luar haruslah tetap aware dan tidak jadi terlena, agar tetap sesuai nilai idealis. Banyak belajar banget.
Selain itu, di NGO -ku saat ini tuh banyak belajar tentang hal mudah yang jarang dimiliki orang-orang yaitu fokus. Selama ini aku berusaha untuk fokus ngerjain project-projcet outcome area yang menjadi tanggung jawabku. Bisa dibilang yang paling banyak laporannya sih punyaku. Jadi inget deh, Desember ini semua laporan haruslah kelar, agar supaya saat pernikahan salah satu staf nanti udah nggak mikir laporan.
Ada staf baru yang masih belajar tentang kefokusan, dia baru saja lulus. Darinya aku belajar untuk mensyukuri dan berusaha ngeshare tips agar perlahan bisa menyesuaikan diri. Ada cerita cukup mencengangkan, suatu ketika aku ngechat whatsapp. Pertama, aku mengaku salah karena terlalu malam yakni pukul 20.00 untuk mengingatkan pekerjaan terdekat.
"Relawan (divisi) mu udah kamu kasih tahu tentang kegiatan terdekat nggak? Sudah tahu siapa yang akan jadi MC?"
"Udah (padahal belom disampaiin ke relawan). Kak Ros, aku wegah. Ini sudah malam, masa bahas kerjaan. Aku lagi ngerjain kegiatan kepanitian lain lho ini"
"Lho, kalau kamu lagi wegah, ya ndak usah bales dulu aja. Aku kadang juga sering begitu kalau sedang tidak mampu untuk menjawab maksimal"
"Ya ini aku jawab seadanya aja"
Beberapa jam kemudian, ia meminta maaf atas perkataan di chat.
Lucu tapi menyenangkan. Sebel juga sebenernya. Mengapa masih ada marah diantara kita meski sudah jelas niatnya untuk kebaikan.
Jadi gimana Ros menjadi staf PILAR itu? Nano-nano.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan bebas comment :) Promosiin blog sendiri di dalam comment lebih baik daripada nyebar Spam di dalam comment box blog orang. I really appreciate it! :D