Rabu, 27 Februari 2013

Puisi (1) "Tak Berpeta"


Ranggas jalan tertatih semi
Perih miskin resahan hati
Deras angin menyerbu sudut lihat
Tangis batu polos melahap
Abu cemburu menguras udara
Lonceng surya menunggu darahku
Bak kobar bendera layu
Menari serius di rumput gelap
Aku tetaplah aku
Tak punya selir hanya cair
Cair danau perasaanku atas Ia
Teman hidup lalu hilang damai
Ku semai baja mental
Ku tangguhkan permata ayu
Berdiri tanpa bayang hitamnya
Meneguk jalan tak berpeta


Puisi ini menceriterakan perjuangan lelaki yang ditinggal oleh istrinya (teman hidup). Istrinya memperjuangkan hidupnya demi selingkuhannya (selir). Lelaki itu mencoba menguatkan diri dan mengikhlaskan istrinya, meski Ia masih sedikit penuh harap.
 

Oleh : Rosta Rosalina, 16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan bebas comment :) Promosiin blog sendiri di dalam comment lebih baik daripada nyebar Spam di dalam comment box blog orang. I really appreciate it! :D