Adanya adek di rumah tidak hanya membuat rumah ramai, tapi juga pengeluaran agak melebih batas. Dia ini suka sekali jajan di luar, padahal di rumah juga udah makan banyak. Entah karena dia itu nggak pernah makan enak atau kebiasaan makan enak, semua makanan enak yang dipengenin musti diturutin. Salah satunya martabak manis. Favoritnya adalah rasa keju dan kacang. Sama sih kesukaannya kayak aku, tapi Bapak nggak suka kacang.
Nah, malam ini aku diminta Ibu untuk bayar angsuran via ATM, lalu adekku nitip dibelikan martabak kesukaanya. Ibu pun menyahut, "beli yang murah, belinya di depan rumah X itu ngelewatin sungai lurus aja menghadap barat, disitu cuman 11 ribu.Jangan beli yang 30 ribu. Kemahalan. Hematlah.."
Saat aku mengikuti arahan Ibu, ternyata tidak menemukan penjual martabak. Jadi aku beli di tempat lain. Aku cek harga keju dan kacang ternyata cuman 25 ribu. Bukan 30 ribu kan ya.
Sampai rumah aku ditanya Ibu terkait harga. Ibu udah mau ambil martabaknya tapi nggak jadi gara-gara aku bilang harganya 25 ribu. "Ya Allah cuman beli martabak aja mahal, kalau yang murah nggak buka, mending nggak usah beli. Buat apa memenuhi keinginan perut. Hematlah.."
Lalu aku terdiam.
Sebegitu ndak hematnya kah adekku? Sepertinya dia udah beli martabak seharga gitu beberapa kali sampai bikin ibu menyuruh hemat.
Dipikir-pikir iya begitu. Tapi ya namanya snack, kayak emang lagi pengennya itu ya mau gimana gitu. Tapi mungkin alangkah baiknya juga adek bisa menahan diri.
Dari kejadian ini membuatku ingin segera menghasilkan uang biar bisa membelikan martabak tanpa disuruh hemat. Hahaha
Nah, malam ini aku diminta Ibu untuk bayar angsuran via ATM, lalu adekku nitip dibelikan martabak kesukaanya. Ibu pun menyahut, "beli yang murah, belinya di depan rumah X itu ngelewatin sungai lurus aja menghadap barat, disitu cuman 11 ribu.Jangan beli yang 30 ribu. Kemahalan. Hematlah.."
Saat aku mengikuti arahan Ibu, ternyata tidak menemukan penjual martabak. Jadi aku beli di tempat lain. Aku cek harga keju dan kacang ternyata cuman 25 ribu. Bukan 30 ribu kan ya.
Sampai rumah aku ditanya Ibu terkait harga. Ibu udah mau ambil martabaknya tapi nggak jadi gara-gara aku bilang harganya 25 ribu. "Ya Allah cuman beli martabak aja mahal, kalau yang murah nggak buka, mending nggak usah beli. Buat apa memenuhi keinginan perut. Hematlah.."
Lalu aku terdiam.
Sebegitu ndak hematnya kah adekku? Sepertinya dia udah beli martabak seharga gitu beberapa kali sampai bikin ibu menyuruh hemat.
Dipikir-pikir iya begitu. Tapi ya namanya snack, kayak emang lagi pengennya itu ya mau gimana gitu. Tapi mungkin alangkah baiknya juga adek bisa menahan diri.
Dari kejadian ini membuatku ingin segera menghasilkan uang biar bisa membelikan martabak tanpa disuruh hemat. Hahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan bebas comment :) Promosiin blog sendiri di dalam comment lebih baik daripada nyebar Spam di dalam comment box blog orang. I really appreciate it! :D